Pada sering dengar dong apa itu wesel?? Apalagi saat dengar info wesel stasiun gangguan duh sakit nya tuh di sini *tunjukbetis*
Yups kali ini yang mau kita bahas wesel dalam sistem perkeretaan bukan sistem pengiriman uang yak, Wesel yaitu kontruksi batang-batang rel yang bercabang ( persimpangan ) tempat memindahkan jalur jalannya sebuah rangkaian kereta.
Coba liat foto di atas ( dari gambar di ambil ) maka wesel berfungsi sebagai menggabungkan rel yang banyak menjadi satu tujuan ( jalur ) arah ini bisa di sebut wesel keluar.
Atau dapat juga kebalikannya yaitu dari rel yang satu jalur
menjadi bercabang banyak (arah ini biasa disebut wesel masuk).
jalan rel yang melayani beberapa arah. Perpotongan dilakukan
pada persilangan dengan pengamanan dari stasiun setempat.
Pada permulaannya perpindahan spur dilakukan dengan
menggunakan wesel dimana ada empat bagian yang bergerak, yaitu dua pada lidah
wesel dan dua pada hati wesel (kalau wesel jenis ini tidak ada contohnya di
Indonesia). Wesel dengan empat bagian yang bisa digerakkan sangatlah ideal.
Namun untuk menerapkan konsep ini, apalagi pada kereta api dengan tekanan
gandar yang berat dan berkecapatan tinggi, tidak mudah. Mekanisme untuk
menggerakkan keempat bagian tersebut dan menempatkan pada posisi terkunci
menjadi persoalan yang tidak mudah dipecahkan.
Wesel yang banyak digunakan sekarang hanya memiliki dua
bagian yang dapat digerakkan. Kedua bagian yang dapat digerakkan tersebut
diikat menjadi satu dan posisinya bergeser bersama pada saat digerakkan. Kedua
bagian tersebut adalah lidah wesel kiri dan lidah wesel kanan yang dipasang
ditengah-tengah rel utama dan berfungsi merubah arah perjalan roda.
Lidah wesel adalah bagian yang menentukan arah gerak roda.
Sepasang lidah dihubungkan dengan sebuah batang besi sehingga gerak sepasang
lidah tersebut bersama-sama. Jika lidah menempel pada rel kiri maka pada rel
kanan lidah akan memberi celah untuk roda lewat. Demikian juga sebaliknya.
Bagian lain dari wesel, yaitu hati wesel merupakan bagian
tetap yang tidak bisa digerakkan dan dibiarkan mempunyai celah agar flens roda
dapat melewatinya. Bagian ini terkena hentakan roda akibat adanya celah yang
disediakan bagi flens roda. Karena itu hati wesel biasanya dibuat dari baja
(mangan steel) agar bertahan lama. Bagian ujung dari hati wesel dibuat lebih
rendah 8 mm dari permukaan rel dan hanya menyangga bagian sisi dari flens roda.
Bidang jalan roda menginjak rel sayap tanpa menyentuh ujung hati wesel. Seteleh
roda berada pada bagian hati wesel yang mempunyai lebar sekitar 70 mm barulah
beban roda kembali ditopang oleh hati wesel.
Untuk lintas cabang yang tidak padat dan untuk menekan biaya
investasi, hati wesel juga bisa dibuat dari dua batang rel yang dipotong
menyudut dan disatukan untuk mengikuti bentuk hati wesel. Dalam situasi sulit,
pembuatan hati wesel dari rel yang ada merupakan satu pemecahan yang sangat
membantu. Walaupun efeknya adalah timbulnya semboyan 2A, atau bahkan 2B
Jika hati dan lidah wesel mempunyai posisi yang saling berdekatan, maka akan membentuk seperti contoh foto diatas ini.
Bagian hati wesel merupakan titik lemah dan menimbulkan
hentakan roda. Pada saat roda berada diujung hati wesel, permukaan roda pada
sisi tersebut tidak ditopang. Sehingga hal yang terjadi berulang-ulang dilewati
roda ini akan menyebabkan “hati wesel yang terluka”. Seperti layaknya manusia
yang juga bisa terluka hatinya. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam bermain
hati (loh, jadi gak nyambung nih…)
Maksudnya agar wesel yang dilalui roda dapat berjalan lebih
aman, maka di samping / seberang hati wesel tersebut harus dipasangi semacam
rel paksa (ukuran pendek) yang berfungsi sebagai penyangga. Dan flens roda yang
melewatinya akan diapit oleh rel utama dan rel penyangga, yang akan
mengakibatkan hati wesel menjadi lebih aman pada saat dilalui roda.
PERHATIAN :
Ada saat dimana roda kereta yang melalui wesel sedikit "melayang" (floating), yaitu pada saat berpindah dari Sayap Wesel ke Hati Wesel, dimana terdapat celah yang cukup lebar pada bagian itu. Ini terjadi pada semua jenis wesel. Jika roda di beri traksi berlebih (misal : saat dilakukan pengereman) karena beban yang cukup berat, ada kemungkinan flens roda akan sedikit terlontar dari jalurnya saat terjadi perpindahan, pada kecepatan yang cukup tinggi dapat menyebabkan roda keluar dari rel. Ini menyebabkan saat KA melewati Wesel, tidak boleh melakukan pengereman keras atau menarik dengan tenaga penuh untuk menghindari hal hal yang tidak dinginkan. Untuk lebih jelasnya bisa memperhatikan gerakan roda KA yang sedang melewati Wesel di rel rel terdekat di tempat tinggal anda.
Ada saat dimana roda kereta yang melalui wesel sedikit "melayang" (floating), yaitu pada saat berpindah dari Sayap Wesel ke Hati Wesel, dimana terdapat celah yang cukup lebar pada bagian itu. Ini terjadi pada semua jenis wesel. Jika roda di beri traksi berlebih (misal : saat dilakukan pengereman) karena beban yang cukup berat, ada kemungkinan flens roda akan sedikit terlontar dari jalurnya saat terjadi perpindahan, pada kecepatan yang cukup tinggi dapat menyebabkan roda keluar dari rel. Ini menyebabkan saat KA melewati Wesel, tidak boleh melakukan pengereman keras atau menarik dengan tenaga penuh untuk menghindari hal hal yang tidak dinginkan. Untuk lebih jelasnya bisa memperhatikan gerakan roda KA yang sedang melewati Wesel di rel rel terdekat di tempat tinggal anda.
Ada 5 jenis wesel yang umumnya banyak digunakan adalah :
1. Wesel Sederhana
yaitu yang terdiri dari dari satu percabangan , jalur lurus
dan jalur belok. Jalur percabangan pada wesel dibuat menikung namun tidak
diberi peninggian, kecuali pada wesel tikungan. Karena itu kecepatan pada wesel
dibatasi menjadi :
V = 2,91 x R
Dimana V [km/jam] dan R[m]
Ada tiga cara menyatakan besarnya jari-bagian spur yang
berbelok pada wesel. Pertama, jari-jari merupakan as trek pada bagian yang
melengkung. Kedua, jari-jari merupakan jari-jari rel luar yang melengkung pada
bagian trek yang melengkung. Ketiga, jari-jari merupakan jari-jari rel dalam
yang melengkung pada bagian trek yang melengkung. Jari-jari spur yang berbelok
pada wesel juga dikenal sebagai jari-jari wesel.
Cara penulisan wesel adalah :
WS 1900 1:12
Pada penulisan tersebut artinya wesel sederhana dengan
jari-jari 1900 m dan sudut 1:12
Sudut wesel dihitung sebagai tangen α atau 2 x sin (α/2) dan
pada penulisannya dinyatakan sebagai perbandingan 1:n. Wesel sederhana yang
banyak digunakan di Indonesia adalah wesel dengan sudut 1:10 atau 1:12.
Jika wesel dilalui kereta api dari arah lidah wesel menuju
ke hati wesel, arah tersebut dinamakan arah muka (facing direction), alias
posisi KA masuk wesel. Jika wesel dipandang dari arah hati wesel menghadap ke
lidah wesel, maka arah tersebut dinamakan arah buntut (trailing direction),
alias posisi KA keluar wesel. Kereta api yang berjalan dari arah buntut lebih
aman dibandingkan daripada arah muka.
Sebuah wesel dinamakan wesel muka jika wesel tsb dipasang
sedemikian rupa sehingga hanya kereta api dari arah muka yang melalui wesel
tsb. Dinamakan wesel buntut, jika wesel tsb dipasang sedemikian rupa sehingga
hanya kereta api dari arah buntut yang melalui wesel tsb. Pada lintas dengan
spur tunggal, kereta api yang melewati wesel pada umumnya dari kedua arah.
Wesel sederhana dinamakan wesel kanan jika spur belok
terletak di sebelah kanan spur lurus. Wesel sederhana dinamakan wesel kiri jika
spur belok terletak di sebelah kiri spur lurus. Penentuan kanan dan kiri
dipandang dari arah muka.
2. Wesel Ganda,
Yaitu yang merupakan dua wesel sederhana dirangkai satu sama
lain. Wesel ganda satu sisi terbentuk dengan letak kedua percabangan ada pada
sisi yang sama (misal: kedua wesel tsb terdapat pada sisi kiri, atau sebaliknya
pada sisi kanan) . Sementara pada wesel ganda dua sisi, letak kedua percabangan
ada pada sisi yang berbeda (cabangnya bisa belok ke kiri terlebih dahulu, atau
sebaliknya kanan terlebih dahulu, yang jelas posisi antar wesel ini sangat
dekat)
Wesel ganda dipasang jika lahan yang tersedia tidak cukup
untuk memasang dua wesel sederhana. Dari segi investasi dan biaya perawatan
pemasangan wesel ganda akan menjadi beban dan sebaiknya dihindari. Sehingga
tidak ditemukan wesel model seperti ini di Indonesia, karena itu tidak ada
contoh fotonya.
3. Wesel Tikungan,
Lengkungan spur belok pada wesel tikungan pasti lebih besar
dari lengkungan spur utama. Berkaitan dengan peninggian pada jalan berbelok,
penggunaan wesel pada tikungan membuat persoalan peninggian menjadi lebih
sulit. Alternatif pemakaian wesel tikungan bisa dibenarkan jika pemasangan
wesel sederhana pada spur lurus karena kondisi tertentu menjadi lebih mahal.
Wesel tikungan dengan spur belok yang dibuat pada sisi dalam
tikungan spur utama dinamakan wesel tikungan dalam. Wesel tikungan bisa juga
dibuat menikung pada arah yang berlawanan dengan tikungan spur utama dan
dinamakan wesel tikungan luar.
foto diatas adalah contoh model wesel tikungan ke kiri yang
sedikit “agak maksa”, terdapat pada stasiun Kuripan. Sementara contoh wesel
tikungan pada arah yang berlawanan (masih agak maksa juga) terdapat pada foto
utama paling atas, yang terdapat di kota solo. Atau orang biasa menyebutnya
sebagai segitiga pembalik, karena dapat digunakan untuk memutar 1 set rangkaian
kereta api.
Kenapa disebut agak maksa? Karena antara rel yang terdapat
sepanjang lidah wesel hingga hati wesel masih belum sepenuhnya berbentuk
lengkungan.
4. Wesel Persilangan
Foto diatas memperlihatkan sebuah wesel persilangan di
stasiun Jatinegara. Wesel persilangan memerlukan biaya pemeliharaan yang
tinggi, dan resiko gangguan pada kelancaran perjalanan kereta api lebih besar
dibanding pada wesel sederhana. Sehingga sangat jarang pada emplasemen stasiun
digunakan wesel dengan model seperti ini. Biasanya model ini digunakan pada
stasiun yang sudah mentok, seperti pada stasiun Tanjung Priok dan Surabaya
Kota. Disini wesel akan sangat berperan dalam mempermudah proses langsiran
lokomotif, karena cukup meninggalkan rangkaian pada emplasemen stasiun tsb, dan
lokomotif siap kembali pulang dengan melewati wesel persilangan ini.
5. Wesel Persilangan Ganda
Wesel persilangan ganda atau yang biasa kita disebut dengan
Wesel Inggris, memungkinkan pada dua spur yang berpotongan untuk melakukan
perpindahan jalur ke semua kemungkinan arah. Foto dibawah memperlihatkan
Wesel Inggris. Wesel jenis ini memerlukan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi,
dan KA yang lewat rawan anjlok. Karena itu biasanya didekat wesel ini ada
bertuliskan kata “AWAS WESEL INGGRIS”. Bahkan manusia yang lewat di atas wesel
inipun bisa “anjlok” alias kesandung.
Sementara foto dibawah ini memperlihatkan alternatif
penyusunan wesel sederhana yang sedemikian rupa dengan fungsi yang sama seperti
pada Wesel Inggris, tetapi menghindari penggunaan Wesel Inggris. Mungkin bisa
disebut “semi wesel inggris”. Dari posisi gambar diambil tampaknya rel yang
terbentuk saat itu hanya dapat dilewati KA dari rel yang sebelah kiri, kemudian
masuk “semi wesel inggris” dan langsung berbelok ke kanan (atau sebaliknya).
Sehingga lokomotif di didepannya harus menunggu.
Segitu aja dah pengenalan dengan yang nama nya wesel, semoga bisa menambah pengetahuan teman-teman semua, ini juga saya hanya meng copy dari artikel ini ( klik disini ) saya juga belum faham betul soal wesel dan perangkat lain nya yang mendukung lancarnya sebuah perjalanan kereta.jadi harap maklum kalo cuma copas saya cuma orang awam yang ingin tahu soal perkereta api'an :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar